METRO – Pencegahan kekerasan terhadap anak membutuhkan komitmen dan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat, dimulai dari lingkungan terdekat anak, termasuk sekolah. Sebagai bentuk komitmen tersebut, Dinas Sosial Kota Metro melaksanakan kegiatan sosial ‘Peksos Go To School’ di SD Negeri 3 Metro Utara pada Kamis, 31 Oktober 2025. Kegiatan yang mengusung tema “Bersama Lindungi Anak, Wujudkan Sekolah Ramah Anak” ini diikuti dengan antusias oleh 50 orang peserta yang terdiri dari perwakilan orang tua/wali murid, anak didik, dan guru.

Aksi sosial ini merupakan implementasi dari tugas Pekerja Sosial (Peksos) dalam memberikan pendampingan dan edukasi mengenai perlindungan anak. Tujuannya adalah membangun kesadaran kolektif dan menciptakan sistem perlindungan yang komprehensif di lingkungan sekolah, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan belajar dalam atmosfer yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan, termasuk bullying.
Kabid Rehabilitasi Sosial, dalam sambutannya, menyatakan bahwa sekolah harus menjadi zona aman bagi anak. “Insiden kekerasan dan perundungan di lingkungan pendidikan masih sering terjadi dan seringkali tidak terdeteksi. Melalui Peksos Go To School, kami ingin mengajak seluruh pihak, dari orang tua, guru, hingga teman sebaya untuk menjadi mata dan telinga, serta pelindung bagi anak-anak kita. Kolaborasi ini kunci utamanya,” tegasnya.

Kegiatan berlangsung dinamis dan interaktif, dirancang dengan beberapa metode untuk menjangkau semua audiens. Tim Peksos tidak hanya memberikan penyuluhan secara konvensional, tetapi juga mengadakan sesi edukasi interaktif tentang jenis-jenis kekerasan, dampaknya pada psikologis anak, serta cara melaporkan. Materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami, diselingi dengan permainan edukatif bagi peserta anak.
Selain edukasi, digelar juga diskusi kelompok terpumpun yang melibatkan orang tua dan guru. Forum ini menjadi ruang terbuka untuk berbagi pengalaman, tantangan, serta mencari solusi terbaik dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan anak. Para orang tua dan guru diajak untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan meningkatkan komunikasi yang positif.

Yang tak kalah penting adalah pelaksanaan terapi psikososial sederhana untuk anak-anak. Melalui kegiatan menggambar bercerita dan permainan peran, Peksos membantu anak-anak mengungkapkan perasaan, mengenali emosi, serta membekali mereka dengan strategi sederhana menghadapi situasi tidak nyaman. Terapi ini efektif untuk mendeteksi dini potensi trauma dan membangun ketahanan mental anak.
Puncak dari acara ini adalah Deklarasi Duta Anti Bullying SD Negeri 3 Metro Utara. Sejumlah siswa yang telah diseleksi secara simbolis dilantik untuk menjadi agen perubahan di antara teman sebayanya. Duta-duta ini diharapkan dapat mempromosikan nilai-nilai persahabatan, saling menghargai, dan keberanian untuk melaporkan tindakan bullying yang mereka saksikan. Deklarasi ini ditandatangani bersama oleh perwakilan siswa, orang tua, guru, dan Dinsos Kota Metro, sebagai bukti komitmen bersama.

Salah satu orang tua murid, Ibu Siti Aisyah, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. “Selama ini kami kadang bingung membedakan antara anak yang sedang bercanda atau sudah membully. Dengan adanya acara seperti ini, kami jadi lebih paham dan tahu harus bertindak seperti apa. Semoga bisa berkelanjutan di sekolah-sekolah lain,” ujarnya.
Kegiatan Peksos Go To School ini diharapkan tidak berhenti sebagai sebuah seremonial belaka, tetapi menjadi trigger untuk membentuk Sekolah Ramah Anak yang berkelanjutan. Dinas Sosial Kota Metro berkomitmen untuk terus mendampingi sekolah-sekolah dalam menyusun protokol penanganan kekerasan terhadap anak, mengingat tanggung jawab untuk melindungi masa depan generasi penerus bangsa adalah tugas kita semua.

