Metro — Dalam lanjutan rangkaian kegiatan memperingati Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2025, Dinas Sosial Kota Metro kembali menggelar aksi sosial bertajuk Peksos Go To School atau Pekerja Sosial Masuk Sekolah. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Metro, pada hari Rabu, 30 Juli 2025, dengan melibatkan 320 siswa kelas 7 sebagai peserta utama.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inovasi sosial Dinas Sosial Kota Metro yang bertujuan mendorong keterlibatan aktif pekerja sosial dalam lingkungan sekolah. Fokus utamanya adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang ramah anak, bebas dari kekerasan, dan mendukung perkembangan sosial-emosional siswa, khususnya dalam menghadapi isu bullying atau perundungan yang kian marak terjadi di kalangan remaja.

Kegiatan di SMP Negeri 1 Metro dikemas secara interaktif dan menyenangkan. Mengusung semangat kolaborasi dan partisipasi aktif, siswa-siswa diajak terlibat dalam berbagai permainan edukatif yang dipandu langsung oleh para pekerja sosial dari Dinas Sosial Kota Metro. Permainan tersebut dirancang untuk membangun rasa percaya diri, kekompakan, komunikasi positif, serta kepekaan sosial antar sesama siswa.

Suasana halaman sekolah yang biasanya digunakan untuk kegiatan olahraga, pagi itu berubah menjadi arena kegiatan yang ceria dan penuh semangat. Tawa dan antusiasme para siswa menggema sepanjang sesi permainan berlangsung. Para pekerja sosial juga menyisipkan pesan-pesan moral sederhana tentang pentingnya saling menghormati, menghindari kekerasan verbal maupun fisik, serta menghargai perbedaan di antara teman sebaya.

Setelah sesi permainan selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi edukasi dan diskusi bertema “Stop Bullying” yang berlangsung di aula sekolah. Dalam sesi ini, para siswa diajak untuk mengenali bentuk-bentuk bullying, baik fisik, verbal, sosial, maupun bullying yang terjadi secara digital (cyberbullying). Materi disampaikan secara komunikatif dan dilengkapi dengan contoh-contoh kasus nyata yang mudah dipahami oleh peserta.

Beberapa siswa tampak aktif menyampaikan pendapat dan pengalamannya. Mereka diberikan kesempatan untuk bertanya, berbagi, serta berdiskusi langsung dengan pekerja sosial dan fasilitator dari Dinas Sosial. Dalam diskusi tersebut, muncul berbagai persoalan yang selama ini mungkin tidak terungkap di ruang kelas — mulai dari tekanan dari teman sebaya, intimidasi di media sosial, hingga perasaan tidak nyaman yang mereka alami di lingkungan sekolah.

Kepala SMP Negeri 1 Metro, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan Peksos Go To School. Menurutnya, kehadiran pekerja sosial di sekolah merupakan bentuk konkret kolaborasi lintas sektor dalam membangun sistem perlindungan anak secara menyeluruh.

“Kami menyambut baik kegiatan ini dan berharap kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini. Ke depan, kami siap menjalin Nota Kesepahaman (MoU) dengan Dinas Sosial Kota Metro agar upaya pencegahan kekerasan dan perundungan terhadap anak di sekolah dapat dilakukan secara berkelanjutan dan terstruktur,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Metro dalam sambutannya.

Ia juga menambahkan bahwa bullying bukan sekadar masalah disiplin, melainkan persoalan sosial yang memerlukan pendekatan edukatif, psikologis, dan intervensi dini. Oleh karena itu, keberadaan pekerja sosial sangat diperlukan untuk mendampingi proses pendidikan dan membina hubungan sosial yang sehat antar siswa.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Sosial Kota Metro menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam memperluas peran pekerja sosial tidak hanya di tingkat komunitas atau keluarga, tetapi juga di sektor pendidikan. Sekolah sebagai tempat kedua setelah rumah memiliki peran vital dalam membentuk karakter anak. Oleh karena itu, upaya perlindungan anak harus dimulai dari sistem pendidikan itu sendiri.

“Dengan adanya kegiatan seperti ini, kami ingin menyampaikan bahwa pekerja sosial hadir bukan hanya ketika terjadi masalah, tetapi juga dalam proses pencegahan dan pembentukan lingkungan sekolah yang aman dan suportif bagi anak-anak. Kami ingin menjadi mitra aktif bagi sekolah-sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan ramah anak,” ujar Sekretaris Sosial Kota Metro dalam sesi dialog.

Ia juga menegaskan bahwa tantangan perlindungan anak ke depan semakin kompleks, terutama dengan hadirnya teknologi digital yang membuka ruang baru bagi perundungan daring (cyberbullying). Oleh sebab itu, pendekatan literasi digital juga menjadi bagian penting dalam edukasi yang diberikan kepada para siswa.

Kegiatan ini pun mendapatkan respons positif dari para siswa. Salah satu siswa, Raka (12), mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini karena bisa bermain sekaligus belajar banyak tentang cara memperlakukan teman dengan baik.

“Tadi kami main tebak kata dan permainan kelompok. Seru banget. Terus pas diskusi, aku baru tahu kalau ngeledek atau ngejek teman terus-menerus itu bisa termasuk bullying juga. Jadi sekarang aku mau lebih hati-hati kalau bercanda,” ujar Raka.

Senada dengan itu, Nabila (13), siswi lainnya, menyampaikan bahwa kegiatan ini membuat dirinya merasa lebih percaya diri untuk bicara jika mengalami hal yang tidak menyenangkan di sekolah.

“Biasanya aku malu atau takut cerita, tapi sekarang aku tahu kalau ada orang-orang seperti pekerja sosial yang bisa diajak bicara. Jadi kalau ada masalah, enggak usah dipendam sendiri,” ungkapnya.

Sebagai penutup kegiatan, perwakilan masing-masing peserta menyampaikan tagline “Aku Anak Anti Bullying”. Satu per satu perwakilan menyampaikan dengan penuh semangat mengajak teman-temannya untuk bersama melawan bullying.

Dinas Sosial Kota Metro juga membagikan leaflet edukatif kepada seluruh siswa dan guru, berisi informasi tentang ciri-ciri korban bullying, cara menangani perundungan, serta nomor layanan pengaduan jika menemukan atau mengalami kekerasan di sekolah. Informasi tersebut juga diperluas melalui media sosial sekolah dan Dinas Sosial agar bisa menjangkau lebih banyak pihak, termasuk orang tua siswa.

Dengan semangat Hari Anak Nasional tahun 2025, Dinas Sosial Kota Metro berkomitmen untuk terus menghadirkan program-program inovatif seperti Peksos Go To School ke lebih banyak sekolah di Kota Metro. Program ini diharapkan menjadi model pendekatan baru dalam membangun sinergi antara dunia pendidikan dan pekerja sosial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Kegiatan Peksos Go To School di SMP Negeri 1 Metro bukan hanya seremonial, melainkan menjadi bagian dari gerakan bersama untuk menghentikan praktik perundungan di sekolah dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan sejak dini.

Harapannya, sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar mata pelajaran, tetapi juga menjadi rumah kedua yang penuh cinta, perlindungan, dan empati.

PeksosGoToSchool #StopBullying #SekolahRamahAnak #DinsosMetro